Malam kelima tarawih
Masjid : subulussalam
Penceramah : ust. Laita najum
Ada sebuah kisah …
Nabi Isa as dan muridnya melakukan perjalanan panjang, mereka hanya berbekal 3 buah roti. Setelah berjalan panjang, nabi Isa as dan muridnya beristirahat sejenak, lalu nabi Isa as menyuruh muridnya untuk mengambil air di sungai. Sambilmenunggu muridnya mengambil air, nabi Isa as istirahat sejenak di bawah pohon. Sedangkan muridnya berjalan menuju sungai untuk mengambil air. Diperjalanan murid nabi Isa as itu sangat lapar, lalu dia memakan satu roti, dan sekarang rotinya tinggal 2. Setelah selesai mengambil air, muridnya menghampiri nabi Isa as untuk member air. Nabi Isa as berkata, “muridku, roti ada 3 buah, satu untukku dan satu untukmu, satu lagi untuk bekal kita nanti”. Nabi Isa as tidak mengetahui jika muridnya sudah memakan satu roti, lalu nabi Isa as memberikan satu roti lagi, jadi muridnya memakan dua roti.
Setelah menempuh perjalanan panjang, nabi Isa as dan muridnya kembali berisitirahat. Dibawah pohon kering. Nabi Isa pun bertanya pada muridnya tentang roti.
Nabi Isa as : muridku, mana roti yang satu lagi?
Murid : tidak ada. Mungkin terjatuh.
Nabi Isa as : aku Tanya sekali lagi, dimana roti itu? (dengan nada halus)
Murid : tidak ada guru, mungkin terjatuh.
Lalu, nabi Isa memohon pada LLAH swt agar membuat pohon yang kering itu menjadi berbuah dan segar kembali. Dan berkat kebesaran ALLAH swt pohon itu kembali tumbuh daun, tumbuh bunga, dan bahkan berbuah… lalu nabi Isa pun kembali bertanya pada sang murid…
Nabi Isa as : muridku, kau telah menyaksikan kebesaran ALLAH swt, yang membuat pohon kering menjadi berbuah. Jadi aku bertanya kembali padamu, dimana roti yang tinggal satu itu?
Muridnya pun kembali menjawab sama, “tidak ada. Mungkin terjatuh”
Nabi Isa as dan muridnya kembali berjalan, lalu nabi Isa as dan muridnya bertemu sebuah sungai yang sangat besar dan harus menyebranginya, lalu muridnya bertanya…
Murid : bagaimana kita akan menyebrangi sungai ini? Didalamnya banyak sekali buaya..
Nabi Isa as : aku akan meminta pertolongan ALLAH swt untuk dapat membuat kita menyebrangi sungai ini dengan berjalan di atas air.
Dan nabi Isa as dan murid pun berjalan diatas air dan menyebrangi sungai banyak buaya itu. Nabi Isa as pun kembali menanyakan tentang roti itu pada muridnya, dan jawabannya pun tetap sama, “tidak ada. Mungkin terjatuh”.
Nabi Isa as kembali berjalan, dan dia menemukan satu gundukan tanah, dan menyuruh muridnya untuk membuat tiga gundukan tanah yang kecil-kecil. Selesai muridnya membuat, nabi Isa memohon pada ALLAH swt untuk merubah gundukan tanah itu menjadi gundukan emas, dan dalam sekejap gundukan tanah tadi berubah menjadi gundukan emas. Nabi isa as pun kembali berkata, “muridku, kau sudah melihat langsung kebesaran ALLAH swt, dari pohon kering berubah menjadi pohon segar dan berbuah, dapat meyebrangi sungai dengan berjalan di atas air, dan merubah gundukan tanah menjadi gundukan emas. Aku bertanya dimana roti itu?” dan jawaban muridnya pun masih sama, “tidak ada. Mungkin terjatuh”.
Nabi Isa as dan muridnya pun melanjutkan perjalanan, dan bertemu dengan dua orang perampok, nabi Isa as pun pergi entah kemana, hanya tinggal muridnya dan perampok.
Perampoksatu : serahkan emas itu pada kami.
Murid : tidak akan.
Perampokdua : Hmmm. Bagaimana emas ini ditukar dengan roti?
Murid : karena aku sedang lapar, baiklah, emasnya kita bagi satu-satu. Bagaimana? Tapi tidak ada airnya?
Perampokdua : oke baiklah. Biar aku ambilkan airnya disungai.
Perampokdua mengambil air disungai, sedangkan perampoksatu dan murid Nabi Isa as ini merencanakan akan memenggal kepala perampokdua ketika dia datang, lalu emas bagian perampokdua dibagi dua. Sedangkan pada perampokdua, dia member racun pada roti yang akan dimakan murid dan perampoksatu. Setelah permpokdua kembali dari mengambil air, tanpa basa-basi perampoksatu dan murid memenggal kepala perampokdua, dan perampokdua pun meninggal dunia, lalu perampoksatu dan murid memakan roti yang sudah diberi racun, dan mereka pun meninggal dunia. Nabi Isa as melihat kejadian tersebut hanya bias menggeleng-gelengkan kepala dan kembali melanjutkan perjalanan.
Pesan yang dapat diambil dari kisah tersebut adalah tidak boleh BERBOHONG dan tidak boleh SERAKAH. Untuk menjadi muslim yang paripurna kita tidak boleh berbohong dan serakah. Semoga dapat diambil hikmah dan pesan yang ada dalam cerita tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar